PEMISAHAN
PROTEIN DENGAN ETANOL ABSOLUT
I.
Tujuan
Adapun
tujuan dalam melakukan percobaan ini adalah memperlihatkan bahwa sebagai
makromolekul yang larut, protein dapat dipisahkan dengan mengendapkannya dengan
penambahan Etanol Absolut.
II.
Dasar
Teori
Etanol
absolute bersifat sangat kuat menarik air (higroskopik). Penambahan etanol pada
Larutan protein akan menyebabkan molekul air yang berinteraksi dengan mole
kul-molekul protein Melalui ikatan hydrogen ditarik oleh etanol akibatnya
molekul-molekul protein beragregasi zat sama Lain sehingga menghadap. Bila
agragat partikel protein tersebut dibiarkan bersentuhan dengan Etanol untuk
waktu yang lama endapan yang terbentuk tidak dapat dilarutkan lagi
sehingga Denaturasi yang terjkadi
irreversible (Pembina mata kuliah, 2013).
Dengan menggunakan etanol sebagai konsentrasi dan suhu
yang rendah Chon pada tahun Empat
puluhan telah berhasil memisahkan protein serum dalam 5 fraksi dan fraksi V
yang Diperoleh sebagian besar terdiri dari albumin (Anonim, 2011).
Metode
pemisahan protein dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu antara lain yaitu
:
a. Elektroforesa
Yaitu
merupakan teknik pemisahan enyawa yang tergantung dari peregerakan molekul
bermuatan, jika suatu larutan campuran protein dileakkan di anatar kedua
elektroda, olekul yang bermuatan akan berpindah kesalah stu elektroda dengan
kecepatan tergantung pada muatan bersihnya dan tergantung pada medium penyangga
yang digunakan, kecepatan gerak albumin dalam elektroferesa adalah 6,0 dalam
buffer berkekuatan ion 0,1 pH 8,6,.
b. Kromatografi
Kromatografi
meliputi cara pemisahan bahan terlarut dengan memanfaatkan perbedaan kecepatan
geraknay melalui medium berpori, metode ini didasarkan pada perbedaan kelarutan
dan sifat asam basa pada masing-masing fraksi protein, dan terdapat tiga metode
kromatografi protein yaitu kromatografi partisi dan kromatografi penukar ion
serta kromatografi lapis tipis.
c. Pengendapan protein sebagai garam
Sebagaian
protein dapat diendapkan dari larutan airdengan penambahan sam tertentu ,
penambahan ono menyebabkan terbentuknya garam protein yang tidak larut, Zat
pengendap lainnya adalah asam tungstat dan metafosfat protein jua dapat
diendapkan dengan kation tertentu sperti Zn dan Pg
d. Pengendapan gprotein dengan penambahan
garam
Pengendapan
protein dengan cara penambahan garam didasarkan pada pengaruh yang berbeda
daripada penambahan garam tersebut pada kelarutan protein globuler, pada
umumnya dengan meningkatnya kekuatan ion kelarutan protein sama besar tetapi
setelah mencapai titik tertentu kekuatannya justru akan semakin menurun, pada
kekuatan ion rendah gugus protein yang terionisasi di kelilingi oleh ion lawan
sehingga terjadinya interaksi antar protein akan menurun . jenis garam netral
yang bisas di gunakan untu mnegendapkan protein adalah Magnesium klorida ,
magnesium sulfat , natrium sulfat dan ammonium sulfat.
e. Pengendapan pada titik isoelektrik
Berbagai
protein globular mempunyai daya kelarutan yang berbeda di dalam air , variable
yang mempengaruhi kelarutan ini adalah pH, kekuatan ion, sifat dielektrik
pelarut dan temperature, setiap protein mempunyai pH isoelektrik, dimana pada
pH isoelektrik tersebut molekul protein memounyai daya kelarutan yang minimum.
Perubahan pH akan mengubah ionisasi gugus fungsional protein, yang berarti pula
mengubah muatan protein , protein akan mengendap pada titk isoelektriknya, yaitu titik yang
menunjukan muatan total protein sama dengan nol sehingga interaksi antar
protein menjadi maksimum
f. Pengendapan protein dengan pemanasan
Temperatur
dalam dalam batas-batas tertentu dapat menaikkan kelaruan protein. Pada umumnya
kelarutan protein naik pada suhu lebih tinggi. Pada suhu diatas 40oC
kebanyakan protein mulai tidak mantap dan mulai terjadi denaturasi . Denaturasi
dapat didefinisikan sebagai perubahan struktur skunder, tersier, dan kuartener
dari molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan peptida. Peristiwa
denaturasi biasanya di ikuti dengan koagulasi (penggumapalan). Rentang suhu
denaturasi dan koagulasi sebagian besar
protein sekitar 55-75oC. Suhu koagulasi albumin telur 56oC,
albumin serum api 67oC, dan albumin susu sapi 72oC
(Anonim, 2012).
III.
Alat
dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Alat
-
Gelas
ukur 10 mL
-
Gelas
kimia 50 mL
-
Kaca
arloji
-
Pipet
tetes
-
Batang
pengaduk
-
Gelas
aqua
-
Corong
-
Tabung
reaksi
-
Rak
tabung reaksi
b. Bahan
-
Etanol
Absolut
-
Telur
Ayam Ras
-
Telur
Ayam Kampung
-
Telur
Puyuh
-
Telur
bebek
-
Kertas
saring
-
Tissue
-
Biuret
IV.
Prosedur
Kerja
Adapun
prosedur yang dilakukan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Memisahkan Albumin dengan kuning telur
ayam Ras sebanyak 2 mL ke dalam gelas kimia.
2. Menambahkan 2 mL etanol absolute pada
kuning telur dan albumin.
3. Mengaduk campuran tersebut hinggak
terbentuk endapan.
4. Memisahkan endapan dengan cara menyaring
dengan menggunakan kertas saring dan corong pisah.
5. Menambahkan larutan biuret pada filtrate
dan residu pada hasil penyaringan.
6. Mengamati warna yang terbentuk.
7. Mengulang langkah 1-6 untuk sampel telur
ayam Kampung, telur Puyuh dan telur bebek.
V.
Hasil
Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh
dari hasil percobaan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
A. Telur Ayam Ras
Bahan
|
Tabung
|
|
Albumin telur
|
0
mL
|
2
mL
|
Kuning telur
|
2
mL
|
0
mL
|
Etanol Absolut
|
2
mL
|
2
mL
|
Endapan
|
++
|
++
|
Pisahkan
endapan dengan menyaring
|
||
Uji
biuret
|
||
Filtrat
|
Biru
|
Tidak
ada filtart
|
Endapan
|
Ungu
|
Ungu
|
B. Telur Ayam Kampung
Bahan
|
Tabung
|
|
Albumin telur
|
0
mL
|
2
mL
|
Kuning telur
|
2
mL
|
0
mL
|
Etanol Absolut
|
2
mL
|
2
mL
|
Endapan
|
+
|
+
|
Pisahkan
endapan dengan menyaring
|
||
Uji
biuret
|
||
Filtrat
|
-
|
Tidak
ada filtart
|
Endapan
|
Ungu
|
Ungu
|
C. Telur Bebek
Bahan
|
Tabung
|
|
Albumin telur
|
0
mL
|
2
mL
|
Kuning telur
|
2
mL
|
0
mL
|
Etanol Absolut
|
2
mL
|
2
mL
|
Endapan
|
+++
|
++++
|
Pisahkan
endapan dengan menyaring
|
||
Uji
biuret
|
||
Filtrat
|
Ungu
|
Biru
|
Endapan
|
Ungu
|
Ungu
|
D. Telur Puyuh
Bahan
|
Tabung
|
|
Albumin telur
|
2
mL
|
2
mL
|
Kuning telur
|
2
mL
|
0
mL
|
Etanol Absolut
|
2
mL
|
2
mL
|
Endapan
|
++++
|
+++
|
Pisahkan
endapan dengan menyaring
|
||
Uji
biuret
|
||
Filtrat
|
Biru
|
Kuning
|
Endapan
|
Ungu
|
Ungu
|
Ket : ++++ = Sangat banyak endapan
+++ = Banyak endapan
++ = Sedikit endapan
+ = Sangat sedikit endapan
Tabung I =
Kuning telur
Tabung II =
Albumin telur
VI.
Pembahasan
Protein digunakan sebagai sumber
pembentukan sel-sel tubuh dan sebagai sumber energy apabila tubuh kita
kekurangan karbohidrat dan lemak. Komposisi rata-rata unsure kimia yang
terdapat dalam protein yaitu Karbon 50%, hodrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen
16%.Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia
dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang
berfungsi sebagai biokatalis (Anonim, 2010)
Albumin
merupakan molekul makro yang memiliki bobot
molekul sebesar 17.000-70.000. albumin mengan dung belerang, tetapi miskin akan residu asam amino glisin. Albumin
sendiri selai te rdapat dalam plasma drah
juga terdapat didalam susu, dan gandum. Albumin susu bi asa disebut laktabumin, sedangkan pada gandum biasa
disebut leukosin (Anonim, 2012)
Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk memperlihatkan bahwa
sebagai makromolekul yang larut, protein dapat dipisahkan dengan
mengendapkannya dengan penambahan etanol absolut. Sampel Albumin yang digunakan
dalam percobaan ini adalah albumin telur ayam kampong, telur ayam Ras , telur
puyuh dan telur Bebek.
Mula-mula memisahkan bagian telur antara putih telur dan
kuningnya kedalam gelas kimia sebanyak 2 mL, kemudian menambahkan etanol
absolute pada sampel sebanyak 2 mL, hasil pengamatan yang diperoleh adalah terdapatnya
endapan pada kuning telur dan albumin tersebut. Endapan yang terbentuk adalah
endapan protein. Endapan tersebut terbentuk karena penambahan etanol akan menyebabkan molekul
air yang berikatan dengan protein melalui ikatan hydrogen akan tertarik ke
etanol sehingga molekul-molekul perotein akan beragregasi satu sama lain
sehingga mengendap. hal ini disebabkan karena etanol absolute bersifat sangat
kuat menarik air atau bersifat higroskopis (Pembina Biokimia Lanjut, 2013).
Koagulum yang terbentuk sangatlah banyak hal ini menunjukan
bahwa Albumin telur banyak mengandung protein, dari keempat sampel menunjukan
hasil yang berbeda-beda karena kandungan protein juga berbeda, dalam 100 gram
kandungan protein dalam sampel ayam kampong adalah 13, ayam Ras adalah 12,4
sedangkan telur puyuh 12,3 dan telur Bebek memiliki kandungan protein tertinggi
yaitu 13,1.
Larutan protein ditambahkan
dengan alkohol, maka akan membentuk koagulum,
karena alcohol dapat merusak ikatan hydrogen,
ikatan hydrogen terjadi antara gugus amida dalam struktur
sekunder protein, setelah
ditambahkan Aquadest koagulum tersebut dapat larut kembali,
karena ikatan peptida yang telah pecah, kemudian disatukan kembali oleh molekul-molekul air.
Albumin
adalah protein yang dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh panas.
Larutan albumin dalam air dapat diendapkan dengan penambahan amonium sulfat
hingga jenuh. Albumin antara lain terdapat pada serum darah dan bagian putih
telur . Struktur
protein tidak stabil karena mudah mengalami denaturasi yaitu keadaan dimana
protein terurai menjadi struktur primernya, baik reversibel maupun ireversibel.
Faktor-faktor yang menyebabkan denaturasi adalah pH, panas, pelarut, kekuatan
ion, terlarut, dan radiasi. Protein ada yang reaktif karena asam amino
penyusunnya mengandung gugus fungsi yang reaktif, seperti SH, -OH, NH2,
dan –COOH.
Kemudian endapan tersebut disaring dengan menggunakan kertas
saring untuk memisahkan endapan dengan filtratnya. Kemudian melakukan pengujian
terhadap filtrat dan endapan tersebut dengan menggunakan larutan biuret. Hasil
pengamatan uji biuret untuk telur ayam Ras menunjukan bahwa pada filtrat
menghasilkan warna biru pada tabung 1
yang menunjukan adanya ikatan peptida dan pada tabung 2 tidak terdapat filtrate karena
terbentuk koagulum seluruhnya sehingg tidak dapat terpisah, sedangkan pada
endapan menghasilkan warna ungu untuk tabung 1 yang menunjukan terdapat tiga ikatan
peptide sedangkan untuk tabung II endapannya bewarna
ungu yang sama halnya dengan tabung satu. warna biru yang dihasilkan pada
penambahan biuret adalah warna spesifik dari logam Cu2+ dari
pereaksi biuret.
Buiret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang
terbentuk pada pemanasan dua mulekul urea. Ion Cu2+ dari preaksi
Biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan
peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau
violet. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi
negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida.
Karena protein dibuat dari asam amino, kehadiran ikatan-ikatan peptida selama
uji Biuret protein akan selalu memberikan hasil positif (Anonim, 2011)
Biuret adalah senyawa kimia dengan rumus kimia H2NC(O)NHC(O)NH2. Ini adalah hasil
dari kondensasi dua molekul urea.
Senyawa Ini padat putih, larut dalam air
panas.
Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya ikatan peptide pada protein zat putih
telur.
Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna ungu
karena terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari molekul
ikatan peptida. Senyawa dengan dipeptida memberikan warna biru, tripeptida ungu
dan tetrapeptida warna merah (Anonim, 2011)
VII.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dan hasil
pengamatan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa :
1. protein dapat dipisahkan dengan
mengendapkannya dengan menggunakan etanol absolute, karena etanol absolute ini
sangat kuat menarik air sehingga molekul air yang terinteraksi dengan
molekul protein melalui ikatan hydrogen akan ditarik oleh etanol, sehingga molekul
protein akan beragregasi satu sama lain sehingga mengendap.
2. Kandungan protein yang tertinggi untuk
keempat sampel yaitu Telur ayam kampug, telur ayam ras, telur bebek dan telur
puyuh adalah Telur bebek dengan kandungan protein sebanyak 13,1 gram.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013.
Kansdungan telur. http://weus.net/kandungan-gizi-dan-manfaat-putih-telur/497/
Anonim. 2012.
Pemisahan Protein dengan Etanol Absolut.
http://www.docstoc.com/docs/6848948/asam-amino-dan-protein.
Pembina
Mata Kuliah Biokimia Lanjut, 2013, Penuntun
Praktikum Biokimia Lanjut, Palu : Untad Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar